Jumat, 28 Desember 2012

(E) The Dangerous of Carbon Monoxide


Carbon moxide is a chemical element. Carbon monixide included one Carbon atom and one Oxygen atom. Chemical elemet has adventages for human, but not at all, it has disadvantages like Carbon Monoxide. This chemical element who called CO2 has many disadvantages effect for human body. CO2 maked because incompleted combution from vehicle dan industry. In this section, I will tell you 3 effect of CO2 for human bady; make you headache, loss of consciousness, and die.
The first effect is headache. CO2 is gas element. CO2 will make your body risk if you inhale that gas. The gas you inhaled went into your lung. The lung bring CO22 to your bloode, made your bloode didn’t work properly. CO2 poisened the blood. So, blood can’t carry oxygen to brain. The brain which need oxygen will lack. This lack of oxygen made you get a headache. If you inhaled the CO2 more, the pain of headache incressed in your head.
The second effect is loss of consciousness. It will happen if you inhaled the CO2 more. The brain lack of oxygen more faster. Beside that your headache will more worst.  Brain is the center of controlled your consciousness. The brain need oxygen to work. Loss of consciousness happened when the brain empty of oxygen. In this case, before you loss of your consciousness, you must out from the CO2 gas area. After that you must inhale the fresh air deeply to recover you brain and body.
The third effect is die. This is the worst effect from CO2. It happened if you are loss your consciousness, and no body helped. Your brain didn’t work, it’s same meaning your heart didin’t work too. Heart is what the life from. If you loss your consciousness too long and no one help, you will decease undoubtfully.
In Conclution, CO2 is the dangerous chemical element. Their produced near our live, such as vehicle and Industry. But, we can avoid it, with change our habbit. You can surrounding  your mouth with masker, avoid walking near public industry and protecting your body healthy. So, after you read this artical, don’t afraid if you in the outside or walk in the street. Just avoid some place where there has a high pollutan.

(E) Chemistry in Our Live


                 Chemistry. Many people doesn’t like this word, and the student hate this lesson in the school. But, if we know, chemistry is around you. For example, You breath the air everyday, everytime, every where. But, you didn’t knew what the air included. Did you know, air included oksigen (O2)for our live. Oxygen is a chemical unsure. In this time, I want to tell you about what chemistry is it. It diveded into a three part; the simple theory of chemistry, sistem of periodic unsure and the advantages and disadvantages of Chemistry.
                The first one is what is chemistry? Chemistry is the study about chemicals and there’s chemicals character. Atom is the part of builded chemical element. Atom devided into two parts, there are unsure atom and combination atom. Unsure atom is a individual atom and doesn’t contact with others atom. For example, Carbon (C), Floride (F), Cloride (Cl) and many more. Combination is opositte to unsure, Combination atom is either two atom or more atom bounded into one atom. The atom can from same unsure such as, Oxigen (O2) or from others like carbon monoxide (CO). There are many unsure atom and combination atom in the world. In this case, that is just a simple atom theory, if you was interested in chemistry, you can learn more harder because chemistry is more difficult than you think.  
                The second is sistem of periodic unsure. When we studied chemistry, we must know about this periodic sistem. Periodic unsure was prepared by Dmitri Mendeelev in 1869. Periodic sistem contains of 118 unsure. There were devide into 2 grup. The A grup and B grup (transision grup). The A grup has 8 catagory; Alkaline Metal, Alkaline Earth Metal, Boron, Carbon. Nitrogen, Oxygen, Halogen and Noble gas. The B grup is a transisition unsure, same with a grup there 8 catagory. Devided of periodic sistem based on character of the unsure.  The adventages of periodic unsuse are we know the character of that atom, such as liguid (H2O), solid (Ca), gas (H2)or  Aques (H2SO4). With periodic unsure we can know the number of atom too. For example, Oxygen (O2) the number of atom is 6. Number of atom helped you to found elevation electron.
               The last is advantages and disadvantages of chemistry. The advantages of chemistry, we can see in farmacy worked, there are many drug for all disease in the world. It is because chemistry chemical very usefull for pharmacist to make a drug. In the other field, Chemistry is important in agriculture or may be in millitery. There are just a little adventages of chemistry in our live. But the chemistry even make a bad side. With chemistry, people can make a bom. for example,  Natrium (Na) and water (H2O), if there were contacted, it would be exploded. But, it just a little bom. The more combination can make a big bom and a fire.
                In conclution, Chemistry is not horrible than we think. You can learn chemistry enjoyable. I think chemistry very interesting. There were had periodic sistem to helped you learned chemistry. But if you know, chemistry not ussually have an adventages. Chemistry has a disadvantages too. Don’t panic, the controlled laboratory could save you from the accident what didn’t want. Happy learning chemistry J

Selasa, 04 Desember 2012

(R) The Avengers




Identitas Film:
Director: Joss Whedon
Produser: Kevin Feige
Screenplay: Joss Whedon
Story: Zak Penn, Joss Whedon
Music: Alan Silvestri
Cinematography: Seamus McGarvey
Editing: Jeffrey Ford, Lisa Lassek
Studio:  Marvel Studios
Distribusi: Walt Disney Pictures
Release date:  April, 2012 (world premiere)
Durasi: 143 menit
Language: English
Budget 220 juta dollar

Pemeran:
Robert Downey, Jr. sebagai Tony Stark / Iron Man
Chris Evans sebagai Steve Rogers / Captain America
Mark Ruffalo sebagai Dr. Bruce Banner / Hulk
Chris Hemsworth sebagai Thor
Scarlett Johansson sebagai Natasha Romanoff / Black Widow
Jeremy Renner sebagai Clint Barton / Hawkeye
Tom Hiddleston sebagai Loki
Samuel L. Jackson sebagai Nick Fury
Cobie Smulders sebagai Maria Hill

Sinopsis:
                Tesseract bereaksi diluar dugaan. Nick Fury (Samuel L. Jackson) pimpinan S.H.I.L.L.D memeriksa ke tesseract itu. Tiba-tiba tesseract mengeluarkan sebuah portal dari alam lain. Keluarlah Loki (Tom Hiddleston) dari Asgard. Disaat itu tidak ada yang berhasil melawannya ketika Ia menginginkan tesseract. Sialnya Clint Barton / Hawkeye (Jeremy Renner) dan Dr. Selving ahli tesseract dicuci otaknya, tesseract pun diambil. Agen Hill (Cobie Smulders) pun berusaha mengejar mereka, tapi mereka telah melarikan diri, laboratorium pun hancur.
                Fury akhirnya memutuskan untuk membuat proyek Avengers untuk menghadapi masalah ini. Blackwidow / Natasha Romanoff (Scarlett Johansson) ditugaskan untuk merekrut Dr. Banner / Hulk (Mark Ruffalo), Fury merekrut Steve Rogers / Captain America (Chris Evans) sedangakan Agen Phill merekrut Stark / Iron man (Robert Downey). Perekrutan berlangsung mulus, mereka dibawa kesebuah kapal laut besar yang dapat terbang. Sekarang kapal inilah sebagai markas dari S.H.I.L.L.D. Mereka berlima akhirnya diberi tugas untuk mengambil tesseract yang diambil Loki.
                Disaat yang sama Loki dan Clint merencanakan sesuatu untuk menghancurkan markas S.H.I.L.L.D itu. Clint pun menyamar menjadi anggota S.H.I.L.L.D dan Loki menjadi pengalih perhatian. Loki menyerang suatu kota di German. Steve dan Stark menghentikan Loki itu, Loki pun berhasil di tangkap. Namun saat berada diperjalanan, pesawat mereka diserang oleh Thor (Chris Hemsworth), saudara dari Loki. Sempat terjadi kesalahpahaman  antara Thor dengan Steve dan Stark, tapi akhirnya mereka bersahabat dan membawa Loki ke markas  S.H.I.L.L.D.  Loki dikurung di sebuah tahanan khusus didalam kapal.
                Terjadi pertikaian antara Avengers disini. Kelima anggota saling bertengkar tentang tesseract yang digunakan oleh S.H.I.L.L.D . Fury pun menegaskan kalau tesseract itu hanya untuk pertahanan dibumi, sedangkan Natasha menuduh Dr.Banner akan mengamuk menjadi hulk dan menyerang kapal. Saat pertikaian berlangsung, Clint yang menyusup menjadi anggota S.H.I.L.L.D menyerang markas tersebut. Ledakan terjadi dimana-mana. Steve dan Stark bekerja sama untuk menangani kerusakan mesin. Thor mengurus Dr. Banner yang mengamuk. Nathasa melawan Clint yang dicuci otaknya.
                Loki berhasil dibebaskan oleh bantuan Clint. Thor dan Banner terjatuh ke bumi. Untungnya Clint berhasil di sembuhkan dari cuci otak Loki. Agen Phill mati dalam serangan tersebut. Serangan itu membuat duka para Avengers dan Fury. Stark pun memutuskan untuk menyerang Loki yang sekarang ada di gedung barunya di Manhattam. Tesseract yang digunakan Dr. Selving sudah  membuka portal luar angkasa untuk mengirim para pasukan Loki untuk menghancurkan Bumi.
                Steve, Clint dan Natasha ikut membantu Stark. Ditengah pertarungan Thor dan Banner akhirnya datang dan ikut melawan pasukan Loki dan Loki itu sendiri. Gerbang tidak bisa ditutup, tidak ada kemampuan untuk menghancurkan tesseract. Pada akhirnya pimpinan S.H.I.L.L.D memutuskan meluncurkan nuklir ke Manhattam. Disaat yang sama Natasha dan Dr. Selvig (sudah sadar)menemukan cara menghancurkan gerbang itu, yaitu dengan menggunakan tongkat Loki.
                Stark membawa nuklir itu ke markas musuh di luar angkasa. Para musuh pun mati seperti kehilangan kendali. Gerbang  berhasil dihancurkan. Di akhir cerita Loki dan tesseract dibawa Thor untuk ditaruh di Asgard, sedangkan kelima Avengers lainnya diberi kebebasan untuk pergi kemana pun tanpa dimata-matai oleh S.H.I.L.L.D.

Kelebihan:
                Excelent, karya dari Kevin Feige ini membuat saya penggemar Avegers bangga setelah menonton film tersebut. Alur ceritanya sangat menarik dan unik. Aksi-aksi dari semua pemeran juga sangat bagus seperti pada comic-comic Avengers sebelumnya. Durasi waktu yang boleh dibilang lumayan lama ini tidak membuat penonton bosan. Semua tertutupi oleh acting pemeran dan monster-monster fiksi yang real. Tidak lupa lawakan-lawakan khas Robert Downey dan aktor lainnya membuat lucu para penonton. Film ini wajib untuk kita tonton.

Kekurangan:
                Sangat sulit menemukan kelemahan film ini. Kevin Feige membuat film Avengers ini dengan sempurna. Namun, pembagian tayang setiap karakter tidak sama rata. Robert Downey sang Iron Man lebih banyak muncul dibandingkan dengan Mark Ruffalo yang berperan sebagai Hulk. Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan. 

Diperuntukan:
Semua Umur

Selasa, 20 November 2012

(C) Gadis Berkanvas Merah


Apa yang sekarang gue lakukan tidaklah penting, apalagi untuk membuat sebuah lukisan yang tidak jelas gambarnya itu. Walaupun tidak niat sedikit, gue harus mengerjakan dengan hati yang terbuka. “Kumpulkan!!” terdengar sebuah suara yang tidak ingin gue denger. Karena sudah terpaksa ya sudah kumpulkan saja. Disaat yang sama Reno melihat kanvas gue yang Full Colour . “Apaan tuh bos?” katanya dan langsung gue menutup kertas gue. Muka merah menjalar diseluruh penjuru wajah ini. Reno menyalib gue keluar tanpa basa-basi.
Kring... telepon gue berbunyi, telepon jadul yang besar dan susah dibawa mengingatkan gue pada lima tahun yang lalu. Sangat memalukan ketika seseorang menabrak gue dengan kencang, membuat gue jatuh tersungkur. Tawa membahana mengelilingi kepala lalu menusuk kedalam gendang telinga terus masuk kehati yang kecil ini. Untungnya perempuan mungil itu menolong gue dengan tulus, “Kamu tidak apa-apa?” terdengar merdu seperti malaikat yang turun dari langit. Dia membawakan telepon besar itu yang jatuh kepada gue.
“Halo, Po dimana lu?” Suara keras yang keluar dari sesuatu yang disebut telepon jadul membuyarkan semua. “Didepan ruang kelas” dengan pendek gue menjawab. Dia juga mentup telponnya. Diluar jendela banyak bunga yang berterbangan, mungkin karena bulan ini cuaca sangatlah berangin, tapi bisa saja hanya sebuah angin sepoi-sepoi yang lewat. Masih dua jam untuk menunggu, hasil pun sudah tidak gue pikirkan. Sekali lagi angin lewat membawa bunga –bunga yang berterbangan. Hati pun tidak kuat untuk menahan diri melihatnya dengan dekat.
Tiga lantai sangatlah capek, namun akhirnya sampai juga gue di dasar. Ternyata bunga itu berasal dari kebun sekolah yang berada di selatan. Kuikuti bunga-bunga yang masih berjatuhan itu. Kadang-kadang mereka terbangun sendiri dengan hebusan kecil. Apa itu? Sesuatu mengagetkan sekali di tengah kebun. Sebuah tas dan lukisan yang tidak bertuan tersandar di salah satu pohon. Kudekati pohon itu dengan hati-hati. Bunga-bunga yang beterbangan itu tidak lagi ku hiraukan. Lebih dekat, semakin mendetail apa yang ada di kanvas itu.
Namun, Kring... telepon berbunyi lagi, dengan berat hati gue angkat dan menjawab “bentar lagi sibuk” . gue tutup dengan kesal. Gue pun terpukau dengan lukisan yang sama-sama Full Colour. Tapi tidak lama gue memandang, “Hai”. Siapa geranganan.  Gue putar tubuh gue secepat kilat. Ah... dia, perempuan itu apa yang dia lakukan? “Bagus gak?” tanyanya. Lagi-lagi kali ini dengan wajah imut seimut-imutnya. “Bagus, gimana caranya” dia tersenyum lebar.
Dia mulai mengajari gue mulai dari sketsa yang kasar, lalu halus, kemudian mulai dengan warna yang tidak gue kenali. Jadi gue hanya bisa menebak-nebak saja. Karena gue terus-terusan menyebutkan warna merah. Disela-sela, ia memandang gue dengan serius seperti gue itu sesuatu yang aneh di muka bumi ini. Kring... bunyi telepon membahana di kantong celana gue. Sial... mengganggu saja. Tombol merah gue pencet dengan cepat. Tapi lagi-lagi berbunyi lagi. Gue pikir ini sesuatu yang penting.
Perempuan itu menunggu gue dengan setia. “oi po.. dah mau mulai nih” . gue bingung. Lalu gue menjawab “Oke” . Hanya satu kata, namun setidaknya dia sudah tahu maksud gue itu. Gue memandang perempuan itu. “Mau pergi?” katanya dengan lirih. Gue mengangguk dengan penuh perasaan. Dia bangun dari duduknya yang di depan kanvas lalu mendekati gue. “Rani” dia menyodorkan tangannya. “Pon” sahut gue lalu meninggalkannya sendiri.
Balik ke lantai tiga sangat lah berat, lebih berat dari pada saat gue turun. Diatas gue disodorkan oleh sebuah kanvas  yang tidak lain kanvas gue tadi. “Apa nama tema ini?” astaga gue lupa tadi. Seharusnya tema merupakan suatu yang penting. Namun sekali lagi gue lihat kanvas gue. Seorang perempuan berdiri di ujung dan ujung lainnya adalah kanvas warnanya pun Full colour sepertinya. Gue pun menjawab “Gadis berkanvas merah” 

Senin, 05 November 2012

(R) Lockout




Identitas Film:
Director: James Mather, Stephen St. Leger
Producer: Marc Libert, Leila Smith
Written: Luc Besson, Stephen St. Leger, James Mather
Music by: Alexandre Azaria
Cinematography: James Mather
Editing: Camille Delamarre, Eamonn Power
Studio: EuropaCorp
Distribusi: Open Road Films, FilmDistrict
Release date: April, 2012
Durasi: 95 minutes
Bahasa: English
Budget: 20 Juta Dollar

Pemeran:
Guy Pearce sebagai Snow
Maggie Grace sebagai Emilie Warnock
Peter Stormare sebagai Scott Langral
Lennie James sebagai Harry Shaw
Vincent Regan sebagai Alex
Joseph Gilgun sebagai Hydell
Tim Plester sebagai Mace

Sinopsis:
                Di tahun 2079 seorang agen bernama Snow (Guy Pearce) ditangkap oleh kepolisian karena membunuh agen Frank saat sedang melakukan misi. Scott (Peter Stormare) yang merupakan agen kepolisian juga menawarkan bantuan padanya. Snow meminta Scott untuk menemukan Mace (Tim Plester) yang memiliki barang bukti bahwa Ia tidak bersalah. Sedangkan Mace sudah dikirimkan ke penjara angkasa bernama Ms One karena telah membunuh orang. Ms One adalah penjara yang berada diluar angkasa dengan mematikan syaraf otak selama puluhan tahun.
                Disaat yang sama, anak presiden Amerika bernama Emily (Maggie Grace) berkunjung ke Ms One untuk meneliti penjara disana. Namun, ketika sedang mewawancarai tahanan bernama Hydell (Joseph Gilgun), Hydell merusak segalanya dan membebaskan semua tahanan yang sedang di matikan syarafnya. Emily dan beberapa orang dipenjara itu menjadi tawanan. Alex (Vincent Regan) yang merupakan kakak dari Hydell memimpin pasukan tahanan yang berjumlah ratusan orang itu.
Harry pemimpin dari kepolisian Amerika menyuruh Snow untuk menyelamatkan Emily itu, Jika tidak Ia akan di penjara. Snow pun menolak, Namun pada saat Scott memberi tahunya bila Mace sedang berada Ms One juga, Ia pun menyetujuinnya. Scott, Harry, Snow dan beberpa orang lainnya menuju ke sebuah pakalan milliter luar angkasa yang berada didekat Ms One. Sebuah negoisasi dilakukan oleh seorang kepolisian di Ms One untuk mendapatkan Emily. Namun, misi itu gagal. Snow pun terpaksa masuk ke dalam Ms One.
                Disaat yang sama Emily dan pengawalnya berhasil meloloskan diri. Mereka pun terkurung dalam ruangan dengan oksigen yang semakin lama semakin tipis. Harry menyuruh Snow untuk mempercepat gerakkannya. Snow pun berhasil menyelamatkan Emily. Alex yang baru menyadari bahwa Emily adalah anak presiden, memutus sambungan antara Snow dan Harry. Snow pun membawa Emily mengikutinya untuk membebaskan Mace. Rambut Emily dipotong pendek dan diwarnai coklat untuk menyamar melewati banyak tahanan.
                Tapi, sialnya mereka ketahuan, dan pada saat mereka lari mereka mertemu dengan Mace. Ia mengalami kerusakan otak sehingga seperti orang gila. Sayangnya, Mace meninggal saat kejar-kejaran berlangsung. Snow semakin frustasi. Ia mengantar Emily menuju ke tempat pelemparan darurat yang mengarah ke bumi dan Snow terjebak di MS One selamanya. Emily pun tidak inging itu terjadi, Ia keluar melalui pintu darurat. Kemudian bergabung kembali dengan Snow.
                Hydell yang sudah tidak sabar dengan pencarian kakaknya, menjebak Snow dan Emily dengan membunuh semua tawanan lainnya. Snow dan Emily pun tertangkap. Disaat yang sama Harry telah menyusun sebuah serangan ke Ms One. Alex menyuruh Emily menggagalkan serangan itu, tapi Emily berkata sebaliknya. Serangan pun di lancarkan. Di Ms One sendiri Emily dan Snow berhasil memloloskan diri dari sergapan Alex, mereka menuju ke sebuah ruangan dimana terdapat baju astronot. Saat ledakan terjadi mereka berhasil keluar dan selamat sampai dibumi. Ms One pun hancur.
                Ketika sampai di bumi Snow ditangkap kembali menjadi tahanan. Emily pun membantu membebaskan Snow dengan mencari koper yang dimaksud Mace dan menyelidiki TKP pembunuhan Frank. Saat diintrogasi oleh Scott, Snow memberi koper dari Mace itu. Diluar dugaan Scott dapat membuka koper itu, dia tahu passwordnya. Disinilah Scott menjadi tersangka pembunuhan Frank. Snow pun bebas dari status tersangka.

Kelebihan:
Film buatan Marc Libert kali ini sangat memukau para penonton. Walaupun film yang bertemakan masa depan cukup banyak, film Lockout ini mengandung unsur detektif juga. Jadi di akhir cerita kita diharuskan berfikir untuk mengetahui apa cerita yang sebenarnya terjadi. Selain itu pemeranan dari Guy Pearce dan si cantik Maggie Grace menambah keseruan film di tahun 2012 itu.

Kekurangan:
Kekurangan dari film ini terdapat di 30 menit pertama kita menonton. Disini film akan terasa membosankan dan pasaran. Di tambah dengan bertemakan masa depan yang sudah dipastikan khayalan. Tapi, setelah kita menonton keseluruhan filmnya, Anda tidak akan menyesal menonton film buatan Marc Libert ini.

Diperuntukan:
Dewasa

Sabtu, 03 November 2012

(R) Woman In Black




Identitas Film:
Director: James Watkins
Produser: Richard Jackson, Simon Oakes, Brian Oliver
Screenplay: Jane Goldman
Music: Marco Beltrami
Cinematography: Tim Maurice-Jones
Editing: Jon Harris
Studio: Cross Creek Pictures, Hammer Film Productions, Alliance Films
Distributed: Momentum Pictures (United Kingdom), CBS Films (United States)
Release date: February 2012
Durasi: 95 minutes
Country: United Kingdom
Bahasa: English
Budget: 15 juta dollar

Pemeran:
Daniel Radcliffe sebagai Arthur Kipps
Ciarán Hinds sebagai Sam Daily
Janet McTeer sebagai Elizabeth Daily
Sophie Stuckey sebagai Stella Kipps
Misha Handley sebagai Joseph Kipps
Liz White sebagai Jennet Humfrye
Daniel Cerqueira sebagai Keckwick
Tim McMullan sebagai Jerome
Aoife Doherty sebagai Lucy Jerome
Roger Allam sebagai Mr Bentley,
Victor McGuire sebagai Gerald Hardy
Alexia Osborne sebagai Victoria Hardy
David Burke sebagai PC Collins
Alisa Khazanova sebagai Mrs. Drablow
Ashley Foster sebagai Nathaniel Drablow
Jessica Raine sebagai Joseph's Nanny
Shaun Dooley sebagai Fisher
Mary Stockley sebagai Mrs Fisher
Sidney Johnston sebagai Nicholas Daily

Sinopsis:
Arthur Kipps (Daniel Radcliffe) adalah seorang pengacara. Ia selalu teringat dengan wajah sang Istri (Sophie Stuckey) yang meninggal saat melahirkan anak laki-lakinya, Josep (Misha Handley). Mereka hidup bersama dengan pembantunya (Jessica Raine). Suatu saat Arthur disuruh menangani sebuah rumah disebuah desa yang sangat aneh. Disana banyak anak-anak yang mati mendadak. Dengan menggunakan kereta Ia menuju kesana, untungnya saat di kereta ia bertemu dengan Sam Daily (Ciarán Hinds). Seorang yang kaya raya didesa tersebut. Ia mengantar Arthur ke subuah penginapan.
Keesokan harinya Ia menuju ke sebuah rumah yang bernama Gerald (Victor McGuire) untuk mengambil semua dokumen. Tapi, Gerald memutuskan Arthur harus meninggalkan tempat ini. Arthur pun tidak pantang menyerah, kereta kuda yang diutus untuk balik menuju stasiun disogok menuju ke sebuah pulau dengan rumah di tengah pulau bernama Eel Marsh. Arthur pun mencoba masuk kedalam rumah itu dan menemukan beberapa dokumen yang merupakan pokok permasalahan rumah tangga rumah itu. Arthur pun melihat Women in Black yang mengawasinya.
 Setelah seharian dirumah Eel Marsh. Arthur diundang oleh Sam untuk makan malam dan memperkenalkan istrinya bernama Elizabeth (Janet McTeer). Sialnya Elizabeth kesurupan saat makan malam itu. Sam pun menceritakan kejadian yang menimpa anaknya. Mereka diambil oleh Women in Black yang membuat istrinya selalu kesurupan. Keesokan harinya Arthur menuju ke gereja dan meminta tolong pada pastur dalam menangani kasus ini, tapi pastur itu tidak mau membantunya. Dan disaat yang sama seorang anak sekarat yang dibantu teman-temannya datang meminta bantuan. Anak itu menelan suatu benda ke dalam mulutnya. Namun,anak itu memuntahkan darah dan meninggal seketika.  
Untuk menyelidiki ini semua Sam mengantarkan Arthur menuju kerumah Eel Marsh. Walau sempat di halang oleh para warga yang mengatakan Arthur adalah penyebab ini semua, mereka tetap menuju kesana. Arthur pun menginap disana, untuk membuktikan ini semua. Semalaman Arthur selalu di ganguin oleh Women in Black dan beberapa arwah anak yang telah tewas hingga esok hari. Sam menjemput Arthur di Eel Marsh kemudian sesampainnya di desa terjadi kebakaran di rumah Gerald. Anak Gerald, Victoria (Victor McGuire) masih terjebak didalam rumah.
Saat Arthur ingin menyelamatkannya, Ia melihat Women in Black di samping victoria yang sedang menghipnotis Victoria. Victoria pun bunuh diri membakar dirinya. Arthur semakin frustasi untuk menyelesaikan masalah di desa itu. Hingga Ia bertemu dengan Elizabeth, Elizabeth memberi tahunya untuk menemukan anak Women in Black yang di bunuh bapaknya agar Ia tidak lagi mengambil anak-anak didesa. Arthur pun langsung bergegas menuju ke Eel Marsh.
Dengan dibantu oleh Sam akhirnya mayat dari anak Women In Black itu ditemukan di rawa-rawa. Arthur pun memanggil Women in Black untuk mengambil kembali anaknya. Setelah itu Arthur mengnganggap semua telah berakhir, tidak ada lagi korban anak-anak yang akan mati. Josep bersama pembantunya menuju ke desa itu untuk menjemput Arthur. Namun, sialnya diakhir cerita, Women in Black itu mengincar Josep untuk bunuh diri di tabrak kereta, Arthur pun menyelamatkannya dan mereka berdua mati bersama yang menemukan Arthur dan Josep dengan ibunya.    

Kelebihan:
                 Film buatan Richard Jackson ini wajib untuk ditonton. Daniel Radcliffe yang sudah pensiun dalam Harry Potternya, kini bermain dalam film horror ini tidak lagi di ragukan dalam aktingnya. Alur cerita yang dimainkan Daniel sangat mudah diikuti. Tidak hanya itu saja, adegan-adegan menyeramkan yang disuguhkan oleh Richard Jackson pasti akan membuat kita takut. Film ini sangat cocok untuk pecinta film horror Holywood.

Kekurangan:
Jika anda menonton film ini dengan cermat, banyak sekali kekurangan yang dirasakan . Mulai dari pokok permasalahan yang fluktuatif dan membuat penonton tegang setengah-setengah. Ditambah dengan ending-nya yang membingungkan, padahal produser Richard Jackson membuat ending agar penonton seperti di incar oleh Women In Black. Sorry, But It Fail

Diperuntukan:
Remaja/Dewasa

Jumat, 02 November 2012

(C) Tanpa Tujuan


Lima mobil melewati gue dengan kecang. Gue tidak tahu apa mereka sedang balapan atau mengejar waktu untuk sampai di tujuan. Tapi yang gue lihat, mereka berbelok kearah yang sama dipertigaan 500 meter didepan gue. Gue pun kembali tertidur dalam lamunan. Kalau saja gue tidak berbuat seperti itu, mungkin tidak akan seperti ini. Gue pun tidak pernah mengingat lagi apa itu apa ini. Yang gue ingat hanya kejadian menimpa keluarga gue saat...
                “Mas tahu alamat ini tidak?” seseorang membangunkan gue dari lamunan yang tiada akhir ini. “Oh, jalan merpati kearah sana, nanti ada pertigaan ke kiri” jawab gue dengan penjelasan terperinci dengan tangan menunjukan arah. Orang itu pun langsung meninggalkan gue. Akhirnya gue memutuskan untuk meninggalkan bangku taman yang sudah lima hari gue duduki. Lurus menuju pertigaan, berbelok kekanan, sekitar 200 meter berbelok ke kiri, lalu kenan lagi. Menjelang sore gue bertemu kembali dengan lima mobil tadi pagi.
                Mereka berhenti di suatu rumah yang besar yang sepertinya sedang mengadakan pesta, jandela rumah terbuka. Gue melihat banyak makanan dan bir yang tersedia diatas meja. Tidak lupa lampu disko yang membuat mereka berdansa. Kebanyak yang hadir keacara itu anak-anak muda seumuran gue. Sepertinya mereka adalah orang-orang kaya, banyak mobil mewah yang parkir disana. Gue melihat ada bangku kecil di depan rumah besar itu. Gue pun duduk disana sambil mengamati  suasana pesta itu.
                Tak lama kemudian gue melihat seorang perempuan cantik keluar kejalanan tepat didepan gue duduk sekarang. Dia pun menghampiri gue dengan senyuman manisnya dan mengajak gue ikut kedalam pesta itu. Gue pun mengikutinya masuk kedalam. Di luar dugaan mereka sangatlah ramah-ramah, mau menerima gue yang aneh ini... Brem...Brem... suara mobil mengagetkan gue dalam tidur dengan mimpi indah itu. Gue melihat kebawah dan gue masih berada di kursi kecil itu.
                Mobil itu melaju kencang di pagi yang dingin ini. Gue melihat rumah itu sudah menyelesaikan pestanya. Gue bergegas pergi sebelum jalan itu ramai oleh orang lewat. Gue menyusuri jalan besar menuju arah utara lalu menuju ke barat dengan nama Jalan Mawar. Gue pun melihat sekeliling untuk mencari tempat sampah. Siapa tahu ada sebutir nasi yang di buang orang. Perut gue belum pernah diisi oleh makanan semenjak lima hari yang lalu. Beruntungnya gue melihat seorang membuang bungkusan ke arah tong sampah didepan rumahnya.
                Gue pun segera menghampiri tong sampah itu. Sial! tong sampah itu berair dan bungkusan seperti nya didalam makanan itu terendam. Tapi, apa boleh buat? Gue terpaksa mengambilnya dan duduk di emperan rumah itu untuk mengeringkannya. Belum sempat gue membuka bungkusan itu, gue mendengar kegaduhan di dalam rumah. Prang...  Buuk... Duar... seperti ada perang yang melanda. Gue penasaran apa yang terjadi didalam. Gue pun mengintip di sela-sela pagar tinggi dengan kawat berduri di atasnya yang mungkin dialiri listrik.
                Gue melihat sepasang suami istri sedang bertengkar didalam, banyak barang-barang pecah didalamnya. Tapi yang membuat gue prihatin, seorang anak duduk termenung di pinggir ruangan itu. Dia menangis melihat ayah-ibunya sedang bertengkar. Gue teringat akan kejadian yang gue alami. Hampir sama dengan yang gue lihat sekarang. Gue hanya bisa berdoa, semoga anak itu tidak menjadi seperti gue sekarang ini.
                Gue membuka bungkusan. Dan... Didalamnya terdapat nasi yang boleh dibilang masih segar. Gue menyisihkan air yang masih tersisa didalamnya. Ini makanan terlezat yang pernah gue makan. Rasa seret di tenggorokan merajai sehabis gue makan nasi itu. Gue harus mencari air. Terlalu lama untuk menunggu hujan. Dengan terpaksa gue meminum air genangan yang terdapat di pinggir jalan yang rasanya tidak enak sama sekali.
                Melanjutkan perjalanan menuju arah utara, melewati gang-gang kecil, melewati perumahan besar dan lagi-lagi sampai di jalan besar. Gue menyebrangi jembatan layang itu, terlihat matahari sudah merosot ke arah barat dan sebentar lagi tenggelam. Aaaa... Jangan    Gue kaget mendengar teriakan segerombolan orang di tengah jembatan. Gue pun bergegas menghampiri. Gue berusaha melihat apa yang terjadi disitu.
                Seorang perempuan berdiri di pinggir jembatan. Kami yang bergerombol ini hanya bisa menyaksikannya. “Jangan nak, ibu janji tidak akan melarang mu” seorang wanita tua berteriak hingga meneteskan air mata. “Tidak, Ibu bohong” kata perempuan yang sekarang sudah berpindah ke luar jembatan. Niatnya untuk bunuh diri semakin kuat. Foooong suara kereta datang di bawah jembatan. Lalu .. “Maaaf Bu” dia melepas kedua tangannya dan terjatuh tepat tertabrak kereta.
                Ibunya menangis hingga pingsan, warga disiti pun membantunya dengan dibawa kerumah sakit. Gue hanya bisa bengong  dan bingung dengan kelakuan perempuan itu. Apa masalah perempuan itu? Apa yang dilakukan ibunya?  Mungkin hanya tuhan yang tahu. Gue pun melanjutkan jalan menuju arah yang tidak ditentukan yang mungkin suatu hari membawa  gue seperti perempuan itu.

Kamis, 25 Oktober 2012

(C) Gadis Berponi


Lima bab novel telah gue baca di bangku taman ini pada malam hari. Orang semilir berganti melewati depan gue. Gue hanya bisa memandang keceriaan mata-mata mereka di taman yang kecil ini. Di sebelah kanan ada beberapa anak-anak berumur kira-kira tujuh tahun bermain kejar-kejaran, mereka yang dikejar oleh satu temannya harus jongkok untuk menyelamatkan diri, itu permainan lama yang disebut Tak Jongkok. Terdengar kegaduhan disisi sebelah kiri. Gue langsung mengalihkan pandangan kesisi itu. Seorang anak yang berumuran sama terjatuh dari sepeda. Untungnya orang tuanya langsung menghampiri dan membantunya berdiri. Gue hanya tersenyum melihatnya, lucu sekali wajah anak itu.
Suasana berubah ketika gue mangalihkan pandangan ke depan, tepat lurus kearah jam dua belas. Seorang gadis duduk berhadapan dengan gue. Kapan dia berada disana? Tapi bukan itu yang membuat gue kaget. Walau dia duduk diseberang sana sejauh dua ratus meter, gue bisa melihat buku yang dibacanya. The Hunger Games  karangan Suzane Collines, buku yang sama dengan buku yang gue baca barusan. Selanjutnya gue menatap wajahnya yang... Arkh!!! susah sekali untuk menafsirkannya. Matanya sangat indah, hidungnya mancung dan bibirnya sangat sensual. Dan Gue yakin umurnya seumuran gue.
Tapi yang membuat gue suka melihatnya adalah poni yang di gerai menutupi dahinya. Sudah lama gue tidak melihat gadis SMA yang berponi. Kebanyakan dari mereka dibelah tengah atau memamerkan dahinya, seperti yang terjadi di SMA gue sekrang ini. Namun, gue terlalu lama melihatnya, dia langsung mengangkat kepalanya dan matanya tertuju ke arah gue. Gue pun langsung mengalihkan pandangan ketempat lain. Sedetik mata kami saling memandang, dia tersenyum kepada gue. Gue pun tidak berani melihatnya lagi dan gue merasa malu duduk disini lagi. Jadi gue memutuskan untuk pulang kerumah.
Keesokan hari gue malanjutkan membaca beberpa bab novel di taman itu. Gue duduk di tempat yang sama. Tidak ada tanda-tanda kehadiran gadis berponi itu lagi. Setelah membaca dan menutup buku novel gue itu, Dia sudah berada dibangku kemarin dengan buku yang sama dengan gue. Gue tidak tahan untuk berkenalan dengan gadis berponi itu. Beberapa kata-kata gue atur untuk berkenalan dengannya, pemilihan kata yang tepat bisa membuat perempuan jatuh hati dalam satu kali pertemuan. Yah.. tapi memang agak susah untuk melakukan itu.
Dengan sedikit keberanian gue menghampirinya. “Hai” sapa gue. Dia langsung mengalihkan matanya dari buku itu kearah gue. “Hai juga” jawabnya, lalu matanya menuju kearah buku yang gue baca “Baca Hunger Games juga ya?” katanya mengagetkan gue. “Iya hehe” jawab gue lalu duduk di sampingnya tanpa disuruh. “Gimana bagus kan ya ceritanya ?” tanya gue memulai obrolan. Kemudian dia langsung bercerita dengan panjang lebar, kami tidak saling kenal sebelumnya tapi dia sangat friendly dan lucu. “Kenapa?” tanyanya ketika gue terlalu lama menatapnya seusai cerita.
“Oh.. Nggak kok gpp” gue tersipu malu, lalu dia tertawa kecil mungkin melihat muka gue yang merah seperti tomat sekarang. “Nama lo siapa?” tanya gue memecah kesunyian. Dia terdiam sebentar “Angel” jawabnya agak malu. “Mmm.. nama yang bagus. Gue Redi. Salam kenal” Kami pun berjabat tangan. Selanjutnya kami saling bercakap-cakap. Ia bercerita tentang rumahnya yang sempit, pohon beringin besar yang berada di sebelah kanan kiri rumahnya dan banyaknya rumput ilalang disekitar rumah. Gue pun mendengarkannya dengan seksama, walaupun cukup aneh bercerita tentang begituan pada orang yang belum dikenal.
“Pulang yuk sudah malam “ ajaknya. Tidak terasa kami mengobrol sampai  pukul 9.30 malam. “Ayuk” jawab gue. Kami keluar taman bersama. “Oke gue ke arah sana ya? Seneng gue bisa kenalan sama kamu” gue hanya memandang matanya dengan lekat serta poninya yang membuat gue suka padanya. “Mau gue anterin” tawar gue. “Nggak usah nanti kamu kemaleman sampai rumah, cuman dikomplek YudhaWisma rumah gue” jawabnya. “Oke bye” “bye” bales gue. Gue pun pulang kerumah dengan perasaan senang.
...
“Eh bro katanya lu kenalan ya sama cewe?” tanya Egra temen gue saat kumpul di sebuah Mall. ‘Iya bro, cantik banget” jawab gue dengan bangga. “Emang sekolah dimana?” tanya Uni sekaligus mengagetkan gue. Disaat yang sama gue tersadar kalau gue lupa nanya Angel sekolah dimana. “Lupa nanya gue, hehe” jawab gue sedikit malu. “Jiahh... elu gimana dah? Yang penting poni-an kan Red? Gak keliatan dahinya” ejek Uni sekaligus mengakhiri obrolan kami.
Di perjalanan menuju ke rumah. Gue melewati suatu perumahan bernama YudhaWisma. Gue pun menyuruh Egra untuk mampir sebentar. “Dia kaya ya?” tanya Uni setelah melihat rumah-rumah di komplek YudhaWisma itu besar-besar, minimal berlantai dua. “Ngak kok, katanya rumahnya kecil” jawab gue. Dari ujung ke ujung komplek kita mencari rumah itu, tapi tidak ada yang kecil. Jangankan yang kecil, yang tidak bertingkat saja tidak ada.
“Salah kali lu bro, kita sudah mencari dari ujung-ujung nih” kata Egra frustasi. “Coba deh Gra belok kesana” gue mengarahkan mobil kesebuah tempat sepi yang setengah dari jalan itu adalah kebun dan tanah kosong. “Dih masa disini Red, yang bener saja?” Egra takut melihat setelah tiga rumah dilewati, sebuah tanah kosong di kanan dan kiri. Saat itu menunjukan pukul depalan kurang tapi, suasana disitu sangat seram hingga gue melihat sesuatu yang dikatakan Angel. Dua pohon beringin besar dikanan kiri rumah, ilalang di sekitarnya, rumah kecil?
“Stop gra berhenti” teriak gue. “Hah, masa disini si bro yang bener aja lu, serem banget” sahut Egra. Namun gua tidak menghiraukan dan langsung keluar dari mobil. Gue berlari menuju kearah yang gue lihat itu, sebuah tanah kosong. Dan gue berhenti di tengah tanah kosong itu dengan sangat penasaran. “Oke, Dua buah pohon beringin diantara rumah” gue melihat kearah dua buah pohon itu. “ilalang sekitarnya” gue menelusuri ilalang-ilalang itu dari kanan kekiri. “Dimana rumahnya? hanya ada ku... bu....ran!!!” gue tersentak kaget. Jantung gue serasa ingin copot. Gue mendekati kuburan itu dan disitu tertulis sebuah nama.
Namanya adalah Angel, meninggal tepat sebelas hari yang lalu. Bulu kuduk gue sekarang terangkat maksimal. Tiba-tiba, Sebuah suara memanggil terdengar dari sebuah pohon sebelah kanan. “Hai Redi, selamat datang di rumah aku”






"Angel" kata gue terbata-bata, kaget melihatnya muncul di sebelah kanan gue. Dia tidak berwujud hantu, dia tidak melayang, dia masih berponi. Sama seperti yang gue temui kemaren di taman. "Ee...lo... Ha..n.." Gue tidak bisa menyelesaikan kalimat gue. Angel hanya tersenyum manis dan mulai mendekat. Tadinya gue ingin lari, tapi tidak bisa, gue merinding. Lalu Angel melihat kearah kuburan. "Ini Kuburan gue. Gue di kubur seadanya didaerah ini" jelasnya. Namun gue masih tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi disini. "Jadi kamu ini hantu" gue berusaha menenangkan diri. Dia mengangguk pelan. "Tapi, kenapa elo seperti manusia, bisa berdiri, bisa... Arrgh" gue menjadi gila dihadapannya.

"Aku memilih kamu Redi. Untuk membantu aku" dia melihat gue tajam. "Membantu apa? Kenapa yang dipilih gue?" Gue berlutut di hadapannya seakan tidak percaya apa yang terjadi. Lalu Angel ikut berlutut di hadapan gue dan memegang tangan gue. Dingin sekali, seperti es yang berada di kutub utara. “Tolong yah?” tanyanya. Gue mencoba memberanikan diri untuk menatap matanya. Gue tidak tahu harus menjawab apa, dia hantu tapi tidak seperti hantu, gue menyukainya. “Iya..” jawab gue pelan. Diiringi dengan kata itu, gue mencoba tersenyum. Tapi ketika gue mengharapkan balasan senyumannya, Ia berkata sesuatu “Bener yah, jangan coba-coba kabur..” tangannya menggenggam dengan erat dan mungkin jika gue mencoba untuk melepaskannya pasti tidak akan bisa.

Gue hanya terdiam dan menenduk. Tidak lama dia bangun, badan gue juga ditariknya keatas menggunakan tangannya. “Liat mata gue, Redi” katanya dengan manis. Gue hanya bisa menuruti kata-katanya, badan gue sudah tidak bisa bergerak, seakan Angel menghisap seluruh energi gue. Pertama gue memandangnya seperti biasa memandang cewek, namun sedetik kemudian mata gue seperti ingin tidur. Sedetiknya lagi gue sudah terlelap di pelukannya. Gue bisa merasakan pelukan itu, dingin sekali. “Angel..” itu kata terakhir yang bisa gue ucapkan sebelum terlelap.

...

“Re, Redi bangun” suara Egra terdengar di telinga gue, namun gue tidak bisa melihat, mata gue berat sekali sakan ditimpa beberapa ton batu. Semenit kemudian akhirnya mata gue bisa terbuka, “Gue dimana?” tanya gue polos masih belum bisa melihat sekitar. Lima detik kemudian gue pun tersadar gue tertidur di rumput. “Lu ngapain tidur disini bro” tanya Uni. Gue tidak menjawab karena gue masih bingung apa yang terjadi. Kemudian sebuah senter menyorot mata gue dengan terang. Uni melakukannya agar gue sadar betul. “Kemana cewek itu?” tanya gue mananyakan Angel. Egra dan Uni sama-sama bengong. “Re jangan ngelantur deh, Lu tu dari tadi ngomong sendiri disini, kita liat kok dari mobil, terus lu jatuh sendiri gitu”

Hah? Ngomong sendiri. Ternyata memang benar Angel itu adalah hantu. Gue melihat sekitar, tidak ada tanda-tanda kehadirannya. Kuburan itu masih ada di belakang gue. “Elo kenapa si? Mana mungkin cewek itu tinggal disini?” Egra membuyarkan lamunan. Gue hanya terdiam dan menjadikan ini sebuah misteri. “Sudah jam berapa sekarang?” tanya gue. “Jam delapan lewat, pulang yuks, serem banget nih disini” ujar Uni sambil melihat pohon besar dibelakang. Kami pun kembali ke mobil Egra. Di mobil gue tidak berhenti-berhentinya memikirkan Angel. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana caranya hantu menampakan dirinya di muka umum?

Egra mengantarkan gue sampai kedepan rumah. Gue singkirkan pikiran Angel di otak gue dan langsung melahap semua makanan yang sudah disiapkan Ibu gue di meja makan. Kenyang!! Setelah makan gue langsung menuju ke kamar untuk beristirahat. Ketika gue membuka kamar, “Halo, Redi” sesosok perempuan duduk di kasur gue. “Angel” kata gue sambil terkejut tak karuan. “Kamar kamu bagus” katanya sambil memuji. Yah.. karena dia mirip manusia gue tidak takut kepadanya. Gue melihat Angel cantik sekali kali ini, “Kenapa?” katanya, mungkin ada yang aneh ketika gue melihatnya dengan tidak senonoh.

“Nggak apa-apa” gue langsung mengalihkan pandangan gue ke arah lain. Gue pun memberanikan diri duduk disampingnya. “Maaf ya, tadi ngebuat elo pingsan, lagian dateng kerumah orang gak bilang-bilang” katanya manja. Gue hanya tertawa kecil mendengarnya. “Gak apa-apa kok, santai aja” jawab gue. “Terus elo minta bantuan apa ke gue?” dia terdiam sejenak seakan masalah yang dia alami sangatlah berat dan susah untuk diceritakan. Gue pun hanya bisa menunggu dengan sabar hingga Angel menceritakan semuanya.  

Senin, 22 Oktober 2012

(C) Hantu Jembatan Runtuh


Krontang.. Jeger... Byur... Suara barang terjatuh ke sungai terdengar keras sekali.  “Suara apa tuh?” tanya si Eko panik dengan mata terarah keluar jendela. Gue pun melakukan hal yang sama dengannya. Karena keinginan untuk mengetahui sangat kuat, Gue dan Eko langsung berlari keluar rumah. Gue melihat Adi dan Dono sudah berada diluar, menghadap kearah barat atau boleh di bilang sebelah kanan rumah. Tidak hanya mereka berdua, beberapa oarang didepan mereka juga melihat kearah yang sama. Apa yang terjadi? Apa ada yang terjatuh di sungai sebelah rumah gue ini? Tapi suarannya kencang sekali.

Ketika sampai di ujung pintu, Gue tidak melihat ke arah dimana Adi dan Dono melihat. Gue melihat ke arah sebaliknya. Banyak orang berbondong-bondong kearah belakang gue, mereka berlari dengan dengan muka penasaran. Tidak hanya anak-anak saja tetapi juga orang tua dan Ibu-ibu. Tanpa berfikir panjang gue melihat ke arah kerumunan orang di depan rumah gue. Matahari sore membuat silau di mata. Tangan kanan gue terpaksa membuat topi diatas mata untuk memperjelas penglihatan. “Apa? Tidak mungkin? Kemana Jembatan?” Gue berteriak.

Gue pun merasa tidak percaya dengan apa yang gue lihat ini. Seharusnya sepuluh meter dari rumah gue ini kearah barat ada sebuah jembatan yang menghubungkan Desa Boru dengan Desa Delima. Tapi kemana jembatannya? Jangan-jangan.... Baru ingin mengatakan hal yang ngak-ngak Eko, menjawab pertannyan gue tadi, “Jatuh kesungai”. Semua pecahan-pecahan jembatan berserakan terbawa arus sungai. “Kenapa bisa runtuh? Sungai aja tidak deras alirannya?” tanya Dono dengan polos. “Iya yah aneh” Jawab Adi. Kami ber empat pun langsung mengobrol masalah jembatan itu. Masyarakat sekitar di sekitar ikut ricuh.

Gue menengok ke seberang jembatan. Mereka yang berada di Desa Delima melakukan hal yang sama. Dua jam berselang setelah jembatan itu runtuh. Ada kesepakatan kalau jembatan runtuh itu tidak menelan korban. Semuannya pun ikut bersyukur. Sangat beruntung sekali, Kami berempat masih berada dipinggir sungai. Hari sudah malam. “Udah yuk kerumah” manja gue. Jujur aja gue pegel banget berdiri disitu dan tidak terjadi apa-apa. “Yasudah, gue udah ngantuk” jawab Adi. Padahal ini baru jam tujuh malam, kami kelelahan bermain PS 2 semenjak pagi. Kami tidur tanpa makan ataupun sikat gigi terlebih dahulu.

“Sial” gue berteriak bangun karena mimpi buruk saat tidur. Gue tidak bisa mengingat mimpi itu lagi saat bangun. Terlalu mengerikan. Karena tidak bisa tidur lagi, Gue pun meninggalkan kamar dan menuju keteras rumah. Untungnya suara teriak gue tadi tidak membangunkan yang lain untuk bangun. Kalau mereka bangun bisa-bisa mereka marah sama gue. Gue keluar dengan membawa segelas teh manis, dari jembatan ini terlihat mulut jembatan disegel oleh sebuah bambu. Sangat sunyi dan tenang, itu yang gue rasakan sekarang.
               
            “Ambil makanan ah...” gumam gue. Ada sepiring kue di belakang, tak lama gue keluar ke teras lagi. Begitu gue duduk dan menghadap ke bibir jembatan, semua badan gue terasa kaku dengan apa yang gue lihat sekarang ini. Seorang perempuan memakai baju putih, sedang melihat kearah jembatan runtuh itu. Siapa dia? Kenapa ada disini? Dan sejak kapan? Ternyata gue berpikir terlalu lama. Si perempuan itu menengok kearah gue sekarang. Namun kali ini rasa takut gua hilang seketika, ketika wajah cantik perempuan itu tersenyum kearah gue. Dia tidak seperti perempuan yang ada di mimpi buruk gue, tidak menyeramkan. Dia juga napak kok, tidak melayang.
                
             Dengan keberanian yang tinggi gue mendekatinya. “Lagi apa disini?” tanya gue dan dberdiri disampingnya. Gue masing menjaga jarak dengannya, kalau-kalau dia berubah menjadi sesuatu yang mengerikan. “Jalan-jalan aja, kamu sendiri?” jawabnya dengan lemah lembut. Suaranya membuat gue semakain ingin dekat denganya tapi masih berjaga jarak. “Rumah gue disitu, tapi gak bisa tidur aja, mimpi buruk hehe” jawab gue bercanda. Perempuan itu tertawa kecil dan kami pun mengobrol panjang. Namanya Jane. Dia berasal dari Desa Delima juga, tapi gue tidak pernah melihatnya.
               
             Dia mengajak gue ke jalan setapak menuju ke tepi sungai yang landai. Gue sudah agak jauh dari rumah sekarang, Jane memegang tangan gue saat kami melihat aliran sungai menerjang bebatuan kali di malam hari. Kami saling bertatapan dan Ia mencium gue. Rasa nikmat berciuman dengannya sangat nikmat, lalu gue tidak sadarkan diri. Tiba-tiba seseorang memanggil gue, “Dy, Rendy bangun, kenapa lu ada disini?” terdengar suara Dono samar-samar. Gue pun buru-buru menyadarkan diri, dan hari sudah pagi. Kemana Jane? Itu yang ada di otak gue pertama kali.

“Kalian ngapain disini?” tanya gue, sekarang gue sudah mulai berdiri. “Tiba-tiba, Pak Tono ke hilangan anaknya, ada orang yang melihatnya jatuh kemarin, dia perempuan” jelas Adi. “Kenapa baru sekarang?” tanya gue heran. “Kemarin itu orang tidak yakin, kami sedang membantu mencarinya” tambah Adi. Dengan masih perasaan heran gue pun bertanya “Siapa nama perempuan itu?”. Eko pun menjawab “Namanya Jane”. What....