“Hai” perasaaan gue deg-degan ketika ingin
menyapanya. Yah.. padahal gue ingin mendapatkan banyak teman saja tapi,
perasaan gue malah menjadi sesuatu yang tidak mengerti. Teman-teman SMA gue
yang diterima di fakultas ini sangat sedikit (maklum lah fakultas fovorite
gitoh...) jadi mau tidak mau gue harus mendapatkan teman baru. Di hari-hari
sebelumnya gue sudah mendapatkan banyak teman baru. Tapi kayaknya kurang banyak. “Hai, kita satu
kelas yak?” dari cara berbicaranya saja saya sudah sangat manis ditampah
wajahnya yang sangat lucu seperti kucing anggora kepunyaan gue yang selalu
manja di pangkuan gue. “Iya sepertinya, hehe. Gue Genta salam kenal” gue
menyodorkan tangan gue kedepan. Seperti perkenalan biasa kami berjabat tangan
dan dia memperkenalkan dirinya “Gue Junita” Suasana pun kembali tenang agak
aneh, Yah boleh dibilang bahasa gaulnya awkward.
Seselesainya sesi daftar ulang kami duduk bareng di balkon, di sebuah
tangga. Kami saling bercerita satu sama lain, dimana kami tinggal, dimana kami
ngekos atau dimana kami bersekolah, yah pokoknya semua pertanyaan-pertanyaan
yang termasuk 5w 1H lah ya.... sekaligus speak-sepeak gitu deh. Disitulah percakapan
pertama kami walaupun agak awkward sih.. tapi sesuatu yang sangat penting dalam
perkenalan perempuan adalah pin Bbnya. Ungtungnya gue mendapatkannya, malah
bukan gue yang nanya, tapi dia yang minta pin bb duluan ke gue. (Geer)
Singkat cerita (kalo di jabarin terlalu
panjang gan) gue dan Junita sering berbales sms disetiap harinya, gue sering
membuatkannya editan-editan fotonya yang gue buat di photoshop. Gue juga tidak
tahu mengapa gue menjadi care dengan
nya. Apakah gue mencintainya? Atau hanya sekedar nafsu belaka untuk punya
pacar. Yah gue sendiri juga tidak mengerti. Gue tidak ingin seperti dulu dimana
selalu mempermainkan hati seorang cewek. Php lah atau selingkuh dengan cewek
lain. Gue tidak mau seperti itu, mungkin yang gue raskan sekarang ini juga sama
seperti dulu. Jadi beberapa cara gue lakukan untuk mundur menjauhinya. Tapi ini
justru menjadi bumerang buat gue. Setelah menceritakan hal ini ketemen gue yang
bernama Peny dan Dina, mereka justru memaksa gue untuk melanjutkan hubungan
yang tidak jelas ini. “Dicoba dulu siapa tau di terima” kata Dina, “cewek kayak
gitu pasti setia deh, tembak aja pasti diterima” ujar Peny. Kata-kata mereka
masuk kedalam otak gue dengan cepat dan menstimulasi semua saraf yang membuat
gue berfikir ulang. Akhirnya gue melakasanakan ujaran dari dua makhluk di bawah
rata-rata itu. Dan dimulailah gladi resik.
Disuatu mall di daerah yang tidak asing
lagi. Gue dan temen gue (kali ini cowok) mengatur strategi untuk menembak
Junita. Kami mengatur dimana tempat paling cocok dan lain sebaginya . Tapi ada
satu yang paling penting saat penembakan. Yaitu Rainbow Cake. Kue yang sangat
Junita senangi. Gue pun menyuruh Genan untuk membelinya. Karena posisinya sudah
begini jadi gue beli berapa harganya itu Rainbow cake....
35 Desember 2022
Hari dimana gue menembaknya...... dan
jawabannya adalahnya "DI
TERIMAAAAAAA............"
Gue pun senang sekali dan tidak mengerti mau ngomong
apa lagi.
Tapi...
36 Desember 2022
“Ta kita temenan aja yah, gue kecewa sama
tulisan lu di blog, maaf” Persaan gue hancur berkeping-keping padahal di blog
ini hanya lah sebuah cerita saja yang memang hobi gue menulis sesuatu. Mungkin
tulisan ini membuat 3 orang teman gue juga marah disebut-sebut namanya dan gue
masih belom bayar utang Rainbow Cake terlebih lagi Junita sendiri mungkin sudah
gondokan. Yah mungkin ini adalah takdir karena Rainbow Cake yang gue kasih
sudah abis dimakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar