
“Tapi
aku tidak tahu harus gimana lagi” jawabku. “Yaudah biarin, kamu kan bisa cari
orang lain yang bisa modalin kamu” jawab Fara mukanya masih marah, aku hanya
berdiri frustasi menatap langit, aku mencari jawaban dari kefrustasian ku ini.
Sebelum masalah terjadi, aku sudah mencari-cari orang yang dapat memodaliku
namun, sampe sekarang aku belum menemukannya. Sebenarnya suntikan dana yang
dihentikan tidak membuatku goyah, namun bagaimana dengan Fara dia pasti akan
tidak suka dengan gaya hidup setelah ini. Dia sudah biasa hidup enak dengan
orang tuanya dan akan berhemat-hematan denganku. Butuh waktu berbulan-bulan
untuk kembali hidup seperti sekarang. Aku tidak mau keuanganku dicampuri dengan
keuangan orang tau ku. Aku mau memberi uang pada orang tuaku namun, aku tidak
suka meminta uang pada orang tuaku, itulah prinsipku dalam hidup. Aku masih
menatap jauh kebintang-bintang malam dari teras villa dikawasan puncak. “Tio”
panggil Andrew dari belakang. Aku tahu dari tatapannya sepertinya Ia ingin
membicarakan sesuatu yang penting kepada ku. Aku menatap Fara sebentar lalu
mengikuti Andrew. Aku dibawa ke garasi mobil. Aku melihat Lidia sudah berada di
dalam mobil Lamborghini kepunyaan Andrew. Wajahnya melihatku dengan sangat
jijik tak karuan. “Jadi.. maaf gue nggak
bisa modalin lu lagi, Lidia melarangnya” kata Andrew. Jawaban itu seakan
mengutuk gue untuk masa depan ku dengan Fara. “Apa tidak bisa diam-diam saja?”
kataku memelas. “Tidak bisa Lidia memegang semua rekening ku sekarang, maaf”
jawab Andrew menyerah. Belum aku menjawab, kelakson mobil lamborghini itu sudah
meraung-raung keras, aku tahu Lidia sudah tidak sabar ingin pergi dari pesta
ini karena melihat aku.
Andrew
langsung meninggalkan gue sendiri di garansi dan melajukan mobilnya di tengah
malam menuju Jakarta. Aku hanya terdiam benar-benar diam, aku tidak mengerti
apa yang aku harus lakukan sekarang. “Kamu tidak apa-apa?” tanya Fara yang
ternyata mengupping dibelakang pintu garasi. Aku tidak berkata dengan sedikit
pun hanya tatapan kosong yang aku tunjukan untuk Fara. Fara pun mengerti apa
yang terjadi tadi aku dengan Andrew. Fara pun datang memelukku, terasa hangat
dan tentram. “sudah beb gpp, aku mau kok susah-susah sedikit, asal aku bisa
bersama kamu” bisik Fara. Aku diam, aku bersyukur, “Terima Kasih sayang”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar